Petualangan Menuju Wisata Pantai Sukamade, Banyuwangi

Di ujung timur Pulau Jawa, tersembunyi sebuah pantai yang menjadi rumah bagi satwa langka dan menjadi simbol konservasi alam di Indonesia — Pantai Sukamade. Terletak di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Banyuwangi, pantai ini menawarkan pengalaman wisata yang unik: kombinasi antara petualangan ekstrem, keindahan alam liar, dan momen langka menyaksikan penyu bertelur di alam bebas.

Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan harus menempuh perjalanan yang tak mudah. Namun, di balik rute yang menantang itu, tersimpan pengalaman yang tak terlupakan bagi pencinta alam dan petualang sejati.

Perjalanan Menuju Sukamade Jalur Off-Road di Tengah Hutan Lestari

Bagi mereka yang ingin mengunjungi Wisata Pantai Sukamade, perjalanan dimulai dari pusat Kota Banyuwangi. Dengan jarak sekitar 97 kilometer, waktu tempuh menuju pantai ini berkisar antara 3 hingga 4 jam.

Rute yang dilalui bukanlah jalan biasa. Sebagian besar masih berupa jalan tanah, bebatuan, dan jalur off-road yang menembus kawasan hutan tropis Taman Nasional Meru Betiri. Pengunjung akan melewati perkebunan, sungai kecil, dan area hutan lebat yang menjadi habitat berbagai satwa liar.

Perjalanan ini biasanya ditempuh menggunakan mobil jeep atau kendaraan berpenggerak empat roda (4WD). Bagi wisatawan yang tak membawa kendaraan pribadi, tersedia paket open trip atau jasa wisata lokal yang menyediakan transportasi dan pemandu menuju lokasi.

Melewati jalur ini adalah bagian dari pesona Sukamade itu sendiri — setiap guncangan, percikan air sungai, dan aroma hutan menjadikan perjalanan terasa seperti ekspedisi ke dunia lain.

Menyaksikan Penyu Bertelur di Alam Liar

Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disambut hamparan pantai dengan pasir kecokelatan dan suara ombak yang lembut namun tegas. Pantai Sukamade bukan sekadar tempat rekreasi, melainkan lokasi konservasi penyu terbesar di Pulau Jawa.

Setiap malam, terutama pada bulan-bulan tertentu (antara November hingga Maret), pengunjung berkesempatan menyaksikan penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Aktivitas ini biasanya dimulai sekitar pukul 19.30 hingga tengah malam dan dipandu oleh petugas taman nasional.

Empat jenis penyu yang sering mendarat di Sukamade antara lain:

Penyu Hijau (Chelonia mydas) — jenis yang paling sering ditemukan.

Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) — dikenal karena corak tempurungnya yang indah.

Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) — berukuran lebih kecil, namun aktif.

Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) — jenis langka dengan ukuran terbesar di dunia.

Pengunjung dapat menyaksikan secara langsung proses penyu menggali pasir, bertelur, hingga kembali ke laut — momen yang menggugah rasa kagum dan kesadaran akan pentingnya pelestarian satwa laut.

Pelepasan Tukik: Mengantar Kehidupan Baru ke Laut

Selain menyaksikan penyu bertelur, kegiatan yang tak kalah menarik di Wisata Pantai Sukamade adalah melepas tukik (anak penyu) ke laut lepas.

Tukik-tukik ini ditetaskan di pusat konservasi setempat dan dilepas kembali setelah cukup kuat untuk berenang. Kegiatan ini menjadi favorit wisatawan karena memberi kesempatan berpartisipasi langsung dalam upaya konservasi.

“Melepaskan tukik ke laut adalah pengalaman yang menggetarkan. Kita merasa menjadi bagian kecil dari upaya menjaga keseimbangan alam,” ujar salah satu pengunjung asal Surabaya.

Penginapan dan Fasilitas di Sekitar Pantai Sukamade

Mengingat lokasinya yang berada di tengah kawasan taman nasional, fasilitas di Pantai Sukamade tergolong sederhana. Namun, hal inilah yang membuat suasana terasa lebih alami dan eksklusif.

Beberapa penginapan berbentuk guest house dan homestay dikelola oleh pihak Taman Nasional Meru Betiri maupun warga sekitar. Pengunjung disarankan untuk membawa perlengkapan pribadi, makanan ringan, serta pakaian hangat karena suhu di malam hari bisa cukup dingin.

Meski tanpa sinyal telepon yang stabil dan listrik yang terbatas, banyak wisatawan justru merasa hal ini menjadi nilai tambah — sebuah kesempatan untuk benar-benar “lepas” dari hiruk pikuk kota dan menikmati alam apa adanya.

Waktu Terbaik Berkunjung ke Pantai Sukamade

Musim kemarau, antara April hingga September, adalah waktu ideal untuk berkunjung. Kondisi jalan lebih kering sehingga lebih mudah dilalui kendaraan.
Namun, bagi yang ingin menyaksikan musim bertelur penyu secara maksimal, waktu antara November hingga Maret adalah pilihan tepat, meskipun medan perjalanan lebih menantang akibat hujan.

Pengunjung disarankan untuk berangkat pagi dari Banyuwangi, agar bisa tiba di Sukamade sebelum sore dan bersiap menyaksikan penyu bertelur pada malam harinya.

Tips Wisata ke Pantai Sukamade

Agar perjalanan berjalan lancar dan aman, berikut beberapa tips penting:

Gunakan kendaraan 4WD atau ikuti open trip resmi.
Jalur ke Sukamade sangat menantang dan tidak disarankan bagi kendaraan biasa.

Kenakan pakaian yang nyaman dan anti-lumpur.
Siapkan juga sandal gunung dan jas hujan jika musim penghujan.

Bawa uang tunai dan perlengkapan pribadi.
Tidak ada ATM atau minimarket di area taman nasional.

Ikuti petunjuk petugas taman nasional.
Saat menyaksikan penyu bertelur, dilarang menyalakan lampu atau membuat suara keras yang bisa mengganggu satwa.

Jangan meninggalkan sampah.
Kawasan ini merupakan zona konservasi, menjaga kebersihan berarti menjaga kehidupan penyu.

Pantai Sukamade Simbol Harmoni Manusia dan Alam

Lebih dari sekadar destinasi wisata, Pantai Sukamade adalah simbol hubungan manusia dengan alam. Di tempat ini, wisatawan diajak tidak hanya menikmati keindahan, tetapi juga memahami arti pentingnya pelestarian satwa langka dan keseimbangan ekosistem.

Keheningan malam di tepi pantai, suara ombak yang berpadu dengan langkah lambat penyu yang kembali ke laut, menciptakan pengalaman spiritual tersendiri — sebuah pengingat bahwa keajaiban alam selalu hadir bagi mereka yang mau menjaganya.

Dengan kombinasi petualangan, konservasi, dan keindahan alami, Wisata Pantai Sukamade Banyuwangi menjadi salah satu destinasi terbaik di Indonesia bagi pencinta ekowisata dan eksplorasi alam liar. (selsy).

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung