Ijen Golden Route Banyuwangi Pesona Tersembunyi di Kaki Gunung Ijen
Banyuwangi kembali menunjukkan keseriusannya mengembangkan pariwisata berkelas dunia. Melalui program Ijen Golden Route Banyuwangi, pemerintah daerah memperkenalkan sederet destinasi hidden gem di kawasan kaki Gunung Ijen — wilayah yang menyimpan harmoni antara keindahan alam, budaya lokal, dan keramahan masyarakatnya.
Gunung Ijen selama ini dikenal dengan fenomena alam blue fire-nya yang mendunia. Namun, pesonanya tak berhenti di puncak gunung semata. Di lereng dan kaki gunungnya, tersimpan panorama hijau, udara sejuk, serta aktivitas wisata yang menenangkan jiwa.
Langkah Banyuwangi Menyatukan Alam dan Wisata
Peluncuran Ijen Golden Route dilakukan langsung oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, sebagai bagian dari strategi memperluas daya tarik wisata daerah. Melalui rute ini, wisatawan diajak menjelajahi berbagai titik menarik di sekitar Ijen yang selama ini belum banyak dikenal publik.
“Kami ingin memperkenalkan potensi wisata yang berkembang pesat di kawasan kaki Ijen. Banyak tempat indah yang belum terekspos luas dan sangat layak dikunjungi,” ujar Ipuk.
Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kunjungan wisatawan, tetapi juga memperkuat konsep pariwisata berkelanjutan. Pemerintah daerah berupaya memastikan agar setiap destinasi tumbuh tanpa merusak ekosistem alam maupun kehidupan sosial masyarakat sekitar.
Rangkaian Destinasi Ijen Golden Route Banyuwangi
Sendang Seruni dan Banyu Kuwung Harmoni Alam yang Menyegarkan
Bagi pencinta ketenangan, kawasan Sendang Seruni di Desa Tamansari menjadi pilihan sempurna. Kolam alami dengan air jernih dan suasana sejuk pegunungan menghadirkan pengalaman relaksasi yang alami.
Tak jauh dari sana, Banyu Kuwung menampilkan sumber air yang memantulkan cahaya keemasan saat terkena sinar matahari—sebuah pemandangan yang menjadi daya tarik bagi para pemburu foto alam.
Air Terjun Kalibendo dan Jagir Petualangan di Tengah Alam
Untuk wisatawan yang gemar bertualang, Air Terjun Kalibendo menawarkan sensasi tracking di antara hamparan perkebunan cengkeh dan karet yang rindang. Sementara Air Terjun Jagir, yang dikenal dengan sebutan “air terjun kembar”, menghadirkan keindahan alam yang berpadu dengan gemericik sungai yang jernih.
Rute menuju kedua air terjun ini memberikan pengalaman tersendiri — perpaduan olahraga ringan, keindahan alam, dan kesempatan berinteraksi dengan masyarakat lokal di desa wisata sekitar.
Surga Kuliner dan Spot Instagramable di Sekitar Ijen
Selain wisata alam, Ijen Golden Route Banyuwangi juga menawarkan pengalaman kuliner khas daerah. Di kawasan Licin, wisatawan bisa menemukan berbagai tempat makan tradisional hingga kafe kekinian yang instagramable.
Bagi pencinta cita rasa lokal, Warung Kanggo Riko di Desa Segobang menjadi destinasi wajib. Menu andalan ayam kesrut, kuliner khas Banyuwangi dengan rasa gurih pedas yang menggugah selera, menjadi favorit para pengunjung.
Sementara bagi penikmat kopi, kawasan ini juga kaya akan kafe bernuansa alam seperti Taman Gandrung Terakota—tempat di mana pengunjung bisa menikmati kopi Banyuwangi sembari memandang instalasi seni ratusan patung penari gandrung yang tersusun indah di tengah hamparan sawah.
“Kawasan ini sangat cocok bagi mereka yang mencari pengalaman eksklusif, namun tetap terjangkau,” tambah Bupati Ipuk.
Staycation Bernuansa Alam dan Budaya Osing
Perkembangan pariwisata di sekitar Ijen turut mendorong tumbuhnya berbagai akomodasi yang menawarkan pengalaman unik. Wisatawan dapat memilih villa bergaya rustic, homestay bernuansa budaya Osing, hingga resort modern di tengah kebun kopi yang asri.
Konsep ramah lingkungan menjadi ciri khas penginapan di rute ini. Banyak di antaranya dibangun dengan material alami dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaannya.
Selain itu, terdapat puluhan homestay milik warga yang memungkinkan wisatawan merasakan langsung kehangatan masyarakat Banyuwangi. Dengan harga yang ramah di kantong, pengalaman tinggal di tengah budaya lokal menjadi nilai tambah tersendiri.
Wisata Aktivitas dan Atraksi Budaya
Tidak hanya menawarkan panorama dan kuliner, kawasan kaki Ijen juga menyajikan berbagai aktivitas rekreasi bertema eco-tourism. Wisatawan dapat menikmati bersepeda di jalur pedesaan, menyusuri perkebunan kopi atau teh, hingga trekking ringan di lereng gunung yang penuh vegetasi hijau.
Selain wisata alam, Banyuwangi juga aktif menggelar event tahunan berskala nasional dan internasional di kawasan ini, antara lain:
Tour de Banyuwangi Ijen (balap sepeda internasional),
Ijen Green Trail Run,
Ijen Geopark Downhill,
Ngopi Sepuluh Ewu,
Sendratari Meras Gandrung,
Jazz Gunung Ijen, dan
Musik Tepi Sawah.
Rangkaian acara ini tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan, tetapi juga ajang promosi budaya serta gaya hidup sehat khas Banyuwangi.
Ijen Simbol Harmoni Alam, Budaya, dan Pariwisata Berkelanjutan
Bupati Ipuk menekankan bahwa pengembangan kawasan Ijen tidak lepas dari filosofi harmoni antara manusia dan alam. Menurutnya, masyarakat lokal berperan besar menjaga kearifan tradisional sembari menyambut kemajuan sektor pariwisata.
“Ijen adalah contoh nyata bagaimana pariwisata bisa tumbuh tanpa meninggalkan akar budaya dan kelestarian alam. Penduduk lokal menjadi bagian penting dari perjalanan ini,” ungkapnya.
Dengan prinsip tersebut, Ijen Golden Route tidak hanya menjadi destinasi, tetapi juga gerakan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
Rute Emas Menuju Keindahan Banyuwangi
Melalui Ijen Golden Route Banyuwangi, wisatawan diajak menyusuri pesona alam yang belum banyak tersentuh, mencicipi kekayaan kuliner lokal, hingga merasakan keramahan masyarakat Osing yang tulus.
Rute ini tidak sekadar memperkenalkan destinasi wisata baru, melainkan membuka jalan menuju pengalaman berwisata yang lebih bermakna — di mana keindahan alam berpadu dengan budaya dan keberlanjutan.
Dengan potensi besar yang dimilikinya, Banyuwangi semakin menegaskan diri sebagai ikon pariwisata hijau dan berkelas dunia di Indonesia bagian timur. (selsy).



