SOLOPaku Buwono (PB) XIV Mangkubumi merespons santai pernyataan Mahamenteri KGPA Panembahan Tedjowulan yang menyebut dua kubu Paku Buwono XIV saat ini belum siap menjadi raja Keraton Solo. PB XIV Mangkubumi menegaskan akan mengedepankan musyawarah keluarga dalam menentukan kepemimpinan keraton ke depan.

Pernyataan Tedjowulan sebelumnya menyebut dua sosok yang mengukuhkan diri sebagai Sinuhun Paku Buwono XIV, yakni PB XIV Mangkubumi dan PB XIV Purbaya, dinilai belum memenuhi kesiapan sebagai raja.

“Kalau saya pikir mereka belum siap. Untuk menduduki jabatan sebagai seorang ratu (raja), mereka belum siap,” ujar Tedjowulan dalam siniar bersama detikJateng, Rabu (24/12/2025).

Tedjowulan Soroti Prinsip Sabda Pandita Ratu

KGPA Panembahan Tedjowulan menjelaskan bahwa salah satu indikator utama kesiapan seorang raja adalah memegang teguh sabda pandita ratu, yakni kehati-hatian dan kedalaman pertimbangan dalam bertutur kata serta mengambil sikap.

Menurutnya, seorang raja tidak boleh berbicara sembarangan karena setiap pernyataan memiliki konsekuensi moral dan sosial.

“Seorang ratu itu yang dipegang adalah sabda pandita ratu. Berbicara itu harus melalui proses yang sangat mendalam. Jangan sampai melukai orang,” tegasnya.

Tedjowulan menambahkan, raja seharusnya hadir sebagai figur yang melindungi, menenangkan, dan mengayomi masyarakat, nilai yang menurutnya belum sepenuhnya terlihat saat ini.

PB XIV Mangkubumi: Akan Rembuk dengan Keluarga

Menanggapi pernyataan tersebut, PB XIV Mangkubumi mengaku belum menyimak langsung isi pernyataan Tedjowulan. Ia memilih menanggapi secara tenang dan tidak reaktif.

“Saya belum nonton, saya mah belum nonton,” ujar PB XIV Mangkubumi usai salat Jumat di Masjid Agung Solo, Jumat (26/12/2025).

Putra tertua mendiang Paku Buwono XIII itu menegaskan bahwa langkah ke depan terkait kepemimpinan Keraton Solo akan dibahas melalui rembugan keluarga besar.

“Nggih, nanti akan ada rembukan dulu dari semua keluarga. Nanti kita tentukan bersama. Akan ada kesepakatan-kesepakatan yang lain,” jelasnya.

LDA Akan Jalin Dialog dengan Panembahan Tedjowulan

Sementara itu, Ketua Eksekutif Lembaga Dewan Adat (LDA), KPH Eddy Wirabhumi, menyatakan pihaknya terbuka untuk menjalin diskusi lebih mendalam dengan KGPA Panembahan Tedjowulan.

Ia menilai perbedaan pandangan kemungkinan muncul karena belum adanya komunikasi intens antara kedua pihak.

“Mungkin memang masih diperlukan diskusi yang lebih mendalam dengan Gusti Tedjo. Kalau sudah lebih banyak diskusi, mungkin penilaiannya bisa berubah,” kata Eddy.

Menurutnya, dialog terbuka menjadi kunci untuk mencari titik temu demi menjaga marwah dan keutuhan Keraton Surakarta.

Polemi‎k seputar kepemimpinan Keraton Solo masih terus bergulir. Meski dinilai belum siap oleh Mahamenteri KGPA Panembahan Tedjowulan, PB XIV Mangkubumi memilih bersikap tenang dan mengedepankan musyawarah keluarga. Sementara itu, Lembaga Dewan Adat membuka ruang dialog guna meredam perbedaan pandangan dan menjaga harmoni internal keraton. (*) (putri).