Pemerintah mengupayakan agar musik religi karya anak bangsa dapat diperdengarkan di ruang-ruang publik sebagai bagian dari penguatan nilai spiritual sekaligus dukungan terhadap ekosistem musik nasional. Upaya ini diharapkan mulai berjalan sejak tahun ini dan berkelanjutan dalam jangka panjang, terutama pada momentum hari besar keagamaan.

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djumaryo menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan agar karya musisi Indonesia dapat mengisi ruang publik saat perayaan keagamaan seperti Natal, Tahun Baru, Ramadan, hingga Imlek. Menurutnya, langkah ini menjadi bentuk nyata dukungan negara terhadap karya anak bangsa di tengah dominasi musik luar negeri.

Ia menjelaskan, inisiatif tersebut sejalan dengan upaya penguatan nilai-nilai spiritual melalui musik religi. Dengan tata kelola royalti yang dinilai semakin tertata, pemerintah optimistis pemutaran musik religi karya musisi lokal dapat direalisasikan tanpa mengabaikan hak pencipta lagu.

Rencana tersebut disebut telah mendapatkan respons positif dari sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia. Kementerian Kebudayaan juga telah menerbitkan surat rekomendasi berisi daftar lagu religi karya anak bangsa yang dapat diputar di hotel serta pusat perbelanjaan, disesuaikan dengan perayaan hari besar keagamaan.

Selain mendorong pemutaran musik religi di ruang publik, Kementerian Kebudayaan juga menjajaki penyelenggaraan festival musisi religi. Giring mengungkapkan pihaknya telah berkomunikasi dengan musisi religi Hadad Alwi untuk memperkuat ekosistem musik religi di Tanah Air melalui kegiatan berskala nasional.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kebudayaan melakukan pertemuan dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar untuk membahas strategi memperluas ruang bagi musisi religi lokal. Pembahasan tersebut menyoroti pentingnya menghadirkan karya religi Indonesia di ruang publik, mulai dari pusat perbelanjaan, hotel, hingga restoran.

Dalam pertemuan itu, pemerintah menegaskan bahwa karya seni dan nilai ibadah tidak dapat dipisahkan. Musik religi dipandang sebagai medium penting dalam menghidupkan nilai-nilai spiritual sekaligus menjawab keresahan pelaku industri musik terkait pemisahan antara karya cipta dan praktik ibadah.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan dukungan penuh terhadap penguatan seni religi. Ia menegaskan bahwa dukungan itu mencakup seluruh agama yang ada di Indonesia. Menurutnya, seni dan agama memiliki keterkaitan erat, di mana seni berperan sebagai sarana untuk menyuarakan dan menanamkan nilai-nilai keagamaan di tengah masyarakat.

Kolaborasi lintas kementerian dan pemangku kepentingan dinilai menjadi kunci agar pemutaran musik religi karya anak bangsa di ruang publik tidak hanya memperkenalkan karya seni lokal, tetapi juga memperkuat peran nilai spiritual dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. (balqis)