Indeks Kepolisian Dunia 2023: Polri Masuk 3 Besar di Variabel Keamanan
JAKARTA – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menyayangkan beredarnya pemberitaan yang menyebut peringkat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam indeks kepolisian dunia mengalami penurunan tajam. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut merupakan bentuk misinformasi yang dapat mencoreng nama baik institusi Polri.
“Itu tidak benar. Rekan-rekan media sebaiknya lebih teliti agar tidak menimbulkan persepsi keliru di masyarakat. Pemberitaan yang tidak akurat bisa merugikan institusi Polri secara serius,” ujar R Haidar Alwi dalam keterangan tertulis, Selasa (24/6/2025).
Isu tersebut mencuat setelah pernyataan mantan MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi dalam sebuah forum diskusi yang menyebut Polri berada di peringkat ke-60 dunia, tertinggal dari negara-negara seperti Singapura dan Vietnam. Pernyataan itu merujuk pada World Internal Security and Police Index (WISPI) 2023, yang disusun oleh International Police Science Association (IPSA) dan Institute for Economics and Peace (IEP).
Namun menurut R Haidar Alwi, pemberitaan tersebut tidak menggambarkan fakta secara utuh. Ia menjelaskan bahwa dalam laporan WISPI 2023, Polri justru mengalami peningkatan signifikan, dengan menempati peringkat ke-63, naik 21 tingkat dari posisi 84 pada tahun 2016.
“Yang keliru adalah narasi bahwa peringkat Polri anjlok. Padahal, kenyataannya membaik. Ini justru menjadi pencapaian yang patut diapresiasi,” tegasnya.
Salah satu variabel penting dalam WISPI yang menunjukkan lonjakan signifikan adalah variabel hasil (outcomes), yang mengukur tingkat pembunuhan, kekerasan, terorisme, dan persepsi masyarakat terhadap keamanan dan ketertiban.
Dalam variabel tersebut, peringkat Polri melonjak dari posisi 33 pada tahun 2016 menjadi posisi 3 pada tahun 2023, atau naik 30 peringkat.
“Artinya, Polri termasuk tiga besar institusi kepolisian dunia yang paling efektif dalam menjaga ketertiban dan mengurangi ancaman kriminalitas,” terang Haidar.
Capaian ini, lanjutnya, juga sejalan dengan Global Peace Index (GPI) 2025 yang dirilis oleh Institute for Economics and Peace (IEP) pada 18 Juni 2025 di London. Dalam laporan GPI tersebut, Indonesia mencatat peningkatan tingkat kondusivitas sebesar 2,9 persen, tertinggi di kawasan Asia-Pasifik, bahkan melampaui negara-negara seperti Selandia Baru, Singapura, Jepang, Malaysia, Australia, dan Korea Selatan.
Dari 23 indikator yang diukur dalam GPI, Indonesia menunjukkan perbaikan pada 11 indikator, 4 memburuk, dan 8 tetap stabil.
“Ada konsistensi antara hasil WISPI 2023 dan GPI 2025. Kemampuan Polri dalam menekan gangguan keamanan nasional berkontribusi langsung pada meningkatnya ketenteraman dan stabilitas di Indonesia,” jelas R Haidar Alwi.
Ia menambahkan, meskipun dalam GPI 2025 peringkat Indonesia berada di posisi 49 dunia, namun secara umum Indonesia termasuk dalam kategori negara dengan tingkat kedamaian tinggi dan menjadi salah satu negara dengan peningkatan kinerja tertinggi di kawasan Asia-Pasifik.



