BANYUWANGI – Ratusan kader Posyandu di Banyuwangi mendapatkan kesempatan langka untuk memperdalam pengetahuan soal gizi balita melalui talkshow Gerakan Posyandu Aktif di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, Rabu (19/11/2025). Pemkab Banyuwangi menghadirkan langsung pakar gizi sekaligus dokter dan penulis, dr. Tan Shot Yen, sebagai narasumber utama.
Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, menyampaikan bahwa perhatian terhadap gizi dan kesehatan anak menjadi prioritas utama pembangunan manusia di bawah kepemimpinan Bupati Ipuk. Ia menilai kehadiran dr. Tan sebagai kesempatan berharga bagi kader untuk memperkuat kapasitas mereka sebagai garda depan kesehatan masyarakat. Menurutnya, para kader dapat langsung menerapkan ilmu yang diperoleh dan menyebarkannya kepada warga di lingkungan masing-masing.
Acara tersebut diikuti 400 kader Posyandu bersama kepala puskesmas, pembina posyandu, dan perwakilan PKK. Mereka mendapatkan materi mengenai pemenuhan gizi balita, termasuk strategi pencegahan stunting yang masih menjadi isu nasional. Dr. Tan menekankan pentingnya kader memiliki kompetensi memadai, setidaknya 25 kemampuan dasar yang mencakup pemahaman menyeluruh mengenai stunting, dari cara mengenali hingga cara menanganinya. Ia menilai upaya pencegahan tidak akan efektif jika kader tidak memahami konsep dasarnya.
Dalam penjelasannya, dr. Tan menuturkan bahwa stunting dinilai melalui tiga indikator, dengan fokus utama pada kurva tinggi badan menurut umur, bukan sekadar berat badan. Ia memaparkan lima pintu masuk penyebab stunting yang diawali dari kondisi ibu hamil, mulai anemia, kekurangan energi kronik, lingkar lengan atas yang kecil, risiko berat badan lahir rendah, hingga anemia pada bayi. Kondisi tersebut dapat diperparah jika proses awal kelahiran tidak melalui inisiasi menyusu dini, minimnya ASI eksklusif, kesalahan pemberian MPASI, serta anak yang sering mengalami sakit.
Ia juga memaparkan lima langkah pencegahan yang disebut sebagai pintu keluar stunting, yakni literasi, edukasi, sanitasi, imunisasi, dan perencanaan keluarga. Dr. Tan menilai kader memiliki peran besar dalam seluruh proses tersebut karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat, termasuk menjadi motivator laktasi, pendukung pemenuhan gizi keluarga, hingga menangani warga yang menolak vaksinasi.
Kegiatan talkshow ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang memunculkan komitmen bersama dari seluruh peserta untuk memperkuat layanan Posyandu di berbagai wilayah Banyuwangi. Peserta berharap kegiatan serupa dapat digelar secara rutin agar kapasitas kader terus meningkat mengikuti kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. (*)

















Tinggalkan Balasan