Banyak Gereja Di Berbagai Penjuru Eropa Berubah Fungsi Menjadi Hotel Dan Bar
Brussels, mediakampung.com Minggu (2/7/2023) – Gereja-gereja yang tidak lagi digunakan di berbagai penjuru Eropa tampaknya menjadi incaran untuk diubah menjadi hotel mewah dan bar. Fenomena ini terutama terlihat di Flanders, Belgia utara, yang memiliki banyak katedral terbesar di benua tersebut. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa keyakinan dan kehadiran jemaat di negara-negara Eropa semakin menyusut dalam setengah abad terakhir.
Sebuah studi tahun 2018 dari kelompok riset PEW menunjukkan bahwa di Belgia, hanya sekitar 55% dari 83% orang yang mengaku dibesarkan sebagai orang Kristen yang masih menganggap diri mereka sebagai Kristen. Hanya 10% orang Belgia yang secara teratur menghadiri gereja. Hal ini menyebabkan banyak gereja yang terbengkalai di Flanders, dengan rata-rata setiap satu dari 300 kota memiliki sekitar enam gereja. Selain merusak pemandangan di pusat kota, pemeliharaan gereja-gereja tersebut juga menghabiskan banyak sumber daya finansial.
Namun, ada upaya untuk mengubah bangunan gereja yang terbengkalai tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Salah satu contohnya adalah hotel Martin’s Patershof di Mechelen, Belgia, yang memodifikasi bagian dalam gereja menjadi ruangan dengan tempat tidur yang memiliki desain yang menyerupai pipa organ dan ruang sarapan di sebelah altar. Hotel ini menawarkan pengalaman kontemplasi dan kemewahan yang unik.
Di Brussel, terdapat klub panjat yang didirikan di gereja St. Anthony of Padua, tempat tangan dan pijakan warna-warni di dinding bersaing dengan kaca patri sebagai daya tarik utama warna-warna cerah. Klub malam Spirito yang terletak di gereja Anglikan yang telah didekonsekrasi juga menarik banyak pengunjung dengan logo gambar pendeta mencium biarawati.
Fenomena ini bukan hanya terjadi di Belgia, tetapi juga di beberapa negara Eropa lainnya. Di Belanda, sebuah biara abad ke-15 telah diubah menjadi hotel dengan penampilan eksterior Gotik namun interior modern. Di Prancis, sebuah kapel abad ke-19 juga telah diubah menjadi hotel bergaya modern. Sedangkan di Italia, bekas biara dari abad ke-12 telah diubah menjadi hotel mewah dengan 190 kamar dan suite.
Meskipun agama Katolik Roma semakin berkurang di Eropa, rasa sakral dan kebutuhan akan refleksi masih ada dalam masyarakat. Aura ketenangan yang terpancar dari sebuah gereja sulit untuk ditandingi. Oleh karena itu, ada alasan untuk mempertahankan gereja-gereja ini sebagai tempat kontemplasi daripada mengubahnya menjadi supermarket atau diskotek.
Bagi uskup Antwerp, Monseigor Johan Bonny, repurposing yang paling sukses adalah penyerahan gereja-gereja yang terabaikan kepada komunitas Kristen lainnya, baik itu Koptik atau Eropa Timur. Namun, dia merasa sedih ketika melihat prosesi para pelamar yang berpotensi mengubah gereja-gereja Katolik Roma menjadi properti komersial. Sebagai seorang pemimpin agama, Bonny memiliki pandangan jauh ke depan, dan meskipun suasana agama kini terlihat suram, dia yakin bahwa sesuatu yang baru akan terjadi, meski membutuhkan waktu.
Dalam era modern ini, dengan semakin berkurangnya keyakinan dan kehadiran jemaat di Eropa, gereja-gereja yang tidak lagi digunakan untuk ibadah kemungkinan besar akan terus mengalami perubahan. Kemewahan yang ditawarkan oleh hotel-hotel dan klub-klub yang memanfaatkan bangunan tersebut mampu menyajikan pengalaman unik bagi para pengunjung. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan nilai sejarah dan sakralitas gereja-gereja ini, serta menjaga keseimbangan antara penggunaan yang berbeda dengan memelihara roh dan keindahan asli yang dimiliki oleh tempat-tempat ini.



