Kembali Hadir dengan Warna Baru
Grup musik legendaris Padi Reborn kembali mempertegas eksistensinya di industri musik Tanah Air lewat karya terbaru berjudul “Ego”. Lagu ini menjadi bagian dari album anyar mereka bertajuk Dua Delapan, sekaligus penanda perjalanan panjang band yang digawangi oleh Fadly (vokal), Yoyo (drum), Piyu (gitar), Rindra (bas), dan Ari (gitar).
Lewat “Ego”, Padi Reborn menghadirkan refleksi emosional tentang sisi manusiawi dalam hubungan, dengan pesan mendalam tentang cinta, kesadaran diri, dan perjuangan untuk saling memahami. Lagu ini tak hanya memperlihatkan kematangan musikal, tetapi juga kedewasaan dalam menyampaikan pesan kehidupan.
Makna Mendalam di Balik Lagu “Ego”
Gitaris sekaligus penulis lagu Piyu menjelaskan bahwa “Ego” menggambarkan konflik batin yang kerap muncul dalam relasi antar manusia. Menurutnya, ego sering kali menjadi sumber permasalahan yang membuat hubungan terasa rapuh.
“Ego itu sering kali kita lihat pada orang lain, tapi jarang kita sadari ada pada diri sendiri. Dalam hubungan, ego bisa jadi tembok yang memisahkan dua hati yang sebenarnya saling mencintai,” ujar Piyu.
Ia menambahkan, pesan utama lagu ini adalah tentang bagaimana cinta dapat menaklukkan ego. “Ketika dua orang menyadari bahwa cinta lebih besar dari keinginan untuk menang sendiri, hubungan itu bisa terselamatkan,” tambahnya.
Dengan tema universal dan lirik yang jujur, “Ego” menjadi cermin bagi banyak orang yang pernah berjuang mempertahankan hubungan di tengah perbedaan.
Eksplorasi Musik yang Lebih Berani
Dari sisi musikalitas, “Ego” menampilkan eksplorasi baru yang berani tanpa meninggalkan identitas khas Padi Reborn. Band ini memadukan nuansa pop-rock modern dengan karakter melodi yang hangat dan emosional.
Yang membuat lagu ini istimewa, Padi Reborn menggandeng Budapest Scoring Orchestra, kelompok orkestra asal Hungaria yang pernah berkolaborasi dengan berbagai musisi internasional. Kehadiran elemen orkestra memberi nuansa megah sekaligus sinematik yang memperkuat atmosfer emosional lagu.
“Dalam ‘Ego’, porsi orkestra jauh lebih besar dibandingkan karya kami sebelumnya. Kami ingin memberikan pengalaman mendengar yang lebih luas, seperti mendengarkan cerita dengan perasaan,” ungkap Piyu.
Kolaborasi lintas negara ini sekaligus menunjukkan ambisi Padi Reborn untuk terus berevolusi, menghadirkan karya yang tak hanya relevan secara musikal, tetapi juga mendalam secara emosional.
Bassis Rindra menilai, lagu “Ego” merupakan bentuk kematangan musikal Padi Reborn di era sekarang. Ia menyebut lagu ini sebagai “penawar rindu” bagi penggemar lama yang merindukan warna musik khas Padi di masa awal karier mereka.
Ego Simbol Kematangan Musikal
“Setelah dua single sebelumnya, ‘Kau Malaikatku’ dan ‘Langit Biru’, kami ingin kembali ke akar musikal Padi yang lebih akustik. Lagu ‘Ego’ ini seperti perjalanan pulang ke rumah,” ujar Rindra.
Ia menambahkan, meski tetap menampilkan sentuhan klasik, Padi Reborn tidak berhenti bereksperimen. “Kami ingin menghadirkan keseimbangan antara nostalgia dan pembaruan. Lagu ini adalah bentuk kematangan musikal kami setelah lebih dari dua dekade berkarya,” ujarnya.
Keterpaduan antara aransemen orkestra dan elemen akustik menjadikan “Ego” sebagai lagu yang penuh emosi, megah, namun tetap intim — karakter yang menjadi ciri khas Padi Reborn sejak awal berdiri.
Dirilis Bersamaan dengan Penampilan Spesial
Peluncuran lagu “Ego” tak sekadar dilakukan secara digital. Band asal Surabaya ini merayakan perilisan single tersebut melalui penampilan spesial di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta.
Acara tersebut berlangsung dalam suasana hangat dan intim, dihadiri ratusan penggemar yang antusias menyaksikan penampilan langsung Padi Reborn membawakan “Ego” untuk pertama kalinya.
Bagi para penggemar, momen itu menjadi pengalaman emosional. Lagu baru yang sarat makna ini terasa seperti perjalanan batin yang menghubungkan band dan pendengarnya melalui energi yang sama: rasa, pengalaman, dan cinta pada musik.
Pemanasan Menuju Konser “Dua Delapan”
Perilisan lagu “Ego” juga menjadi bagian dari persiapan menjelang konser tunggal Padi Reborn bertajuk “Dua Delapan” yang akan digelar pada 31 Januari 2026 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.
Konser ini diharapkan menjadi momen penting dalam perjalanan band yang sudah berdiri selama hampir tiga dekade. Padi Reborn berencana menampilkan konsep pertunjukan megah dengan paduan musik live, orkestra, dan visual spektakuler.
“Konser ini bukan sekadar perayaan usia band, tapi juga apresiasi untuk semua penggemar yang setia sejak awal. Kami ingin menghadirkan pengalaman musik yang berkesan, penuh kenangan, dan emosional,” ujar Fadly.
Bagi Padi Reborn, “Ego” menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan, antara semangat klasik dan inovasi modern yang terus mereka kembangkan.
Menjaga Nyala Cinta dan Konsistensi
Padi Reborn dikenal sebagai band yang konsisten menjaga kualitas musikalitas sekaligus kedalaman pesan dalam setiap lagu. Sejak kemunculannya pada akhir 1990-an, mereka selalu menghadirkan karya dengan lirik reflektif dan aransemen yang kuat secara emosional.
Lewat “Ego”, band ini membuktikan bahwa mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berevolusi dengan relevansi baru di tengah perubahan industri musik.
Dengan dukungan orkestra internasional, eksplorasi musik yang berani, serta pesan universal tentang cinta dan pengendalian diri, Padi Reborn menegaskan eksistensinya sebagai ikon musik Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
“Selama masih ada rasa, selama masih ada cinta, musik kami akan terus hidup,” tutup Piyu dengan senyum penuh keyakinan.
Lagu “Ego” bukan sekadar single terbaru, melainkan pernyataan kedewasaan dan evolusi Padi Reborn. Dengan memadukan eksplorasi musikal modern, kekuatan orkestra, dan pesan lirik yang menyentuh, Padi Reborn sekali lagi menunjukkan kemampuannya mengolah emosi menjadi karya.
Sebagai pemanasan menuju konser “Dua Delapan”, lagu ini menegaskan satu hal: Padi Reborn masih menjadi rumah bagi cinta, harmoni, dan kejujuran dalam musik Indonesia. (selsy).



