Desa Pakel di Kecamatan Licin, Banyuwangi, terus menguatkan sektor ekonomi dan ketahanan pangannya melalui pengembangan peternakan ayam petelur yang dikelola Pemerintah Desa bersama Tim Penggerak PKK. Peternakan ini kini menghasilkan 18–20 kilogram telur segar setiap hari, yang sebagian hasilnya dibagikan langsung kepada warga kurang mampu dan keluarga dengan anak stunting.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut meninjau pengelolaan peternakan tersebut saat melaksanakan program Bunga Desa pada Senin (08/12/2025). Ipuk menilai, inisiatif ini mampu menghidupkan perekonomian desa sekaligus memperkuat kemandirian pangan. Ia menyampaikan bahwa peternakan tersebut membantu warga memperoleh telur berkualitas dengan harga lebih terjangkau karena dihasilkan dan didistribusikan setiap hari.
Secara ekonomi, peternakan ayam petelur ini membuka peluang kerja bagi warga sekitar, selain menambah pendapatan desa. Penjualan telur yang berada di kisaran Rp25.000–Rp26.000 per kilogram masuk sebagai pemasukan kas desa untuk mendukung kegiatan pelayanan dan pembangunan.
Kepala Desa Pakel, Mulyadi, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 430 ayam petelur yang dibudidayakan. Produksi hariannya menembus 20 kilogram, atau sekitar 500 kilogram per bulan. Ia menuturkan bahwa warga dilibatkan langsung dalam pengelolaan peternakan, baik dalam pembersihan kandang hingga pendistribusian telur.
Setiap dua pekan, sebagian telur dibagikan secara gratis kepada warga kurang mampu dan keluarga rentan stunting. Program ini mendapat respons positif karena dinilai membantu pemerataan asupan protein bagi masyarakat.
Camat Licin, Donny Arsilo Sofyan, menambahkan bahwa pendirian peternakan tersebut memanfaatkan Dana Desa melalui Program Ketahanan Pangan, yang mengharuskan alokasi minimal 20 persen dari total anggaran. Di desa lain di wilayah Licin, program serupa dikembangkan sesuai potensi masing-masing, mulai dari peternakan kambing hingga budidaya hidroponik.
Upaya Desa Pakel ini sejalan dengan dorongan pemerintah pusat agar desa-desa memperkuat produksi pangan lokal dan mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis potensi wilayah masing-masing.

















Tinggalkan Balasan