Kemacetan Ketapang Bikin Pariwisata Banyuwangi Rugi Ratusan Juta, Wisatawan Turun 90%

Kendaraan mengular di jalur menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, imbas penutupan jalur Gumitir dan insiden kapal. Situasi ini menurunkan kunjungan wisata hingga 90 persen. (Foto: Dok./Muh Hujaini/Ngopibareng)

Banyuwangi – Kemacetan panjang di jalur menuju Pelabuhan Ketapang selama beberapa pekan terakhir berdampak signifikan pada sektor pariwisata Banyuwangi. Penutupan jalur Gumitir dan insiden tenggelamnya KMP Tunu Pramata Jaya menjadi faktor utama yang memicu penurunan jumlah wisatawan hingga 90 persen.

Ketua Asosiasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Banyuwangi, Abdul Azis, menyebut kondisi ini memukul keras ekonomi pelaku wisata. Di destinasi Pantai Grand Watu Dodol (GWD) yang dikelolanya, kerugian mencapai sekitar Rp250 juta akibat pembatalan perjalanan wisata, termasuk paket menuju Pulau Tabuhan dan Menjangan.

“Penutupan Gumitir membuat jalur utara macet sampai Baluran. Banyak wisatawan membatalkan perjalanan karena akses terhambat,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).

Kemacetan tak hanya merugikan Banyuwangi. Kabupaten Situbondo, Bondowoso, dan Jember juga merasakan dampaknya, mulai dari kelangkaan BBM hingga terganggunya distribusi barang.

Bagi wisatawan yang tetap datang, pelaku wisata terpaksa melakukan penjemputan langsung di hotel menggunakan ojek, lantaran kendaraan roda empat sulit melintas. Tarif ojek yang mencapai Rp60 ribu per orang membuat biaya operasional meningkat tajam.

Sementara itu, pemerintah daerah bersama kepolisian menambah armada kapal penyeberangan, termasuk mengoperasikan kapal Portlink VII dan kapal LCT, serta mendirikan posko gabungan untuk mempercepat arus kendaraan. Pemkab Banyuwangi juga membagikan nasi bungkus kepada sopir yang terjebak kemacetan.

Kisah unik turut terjadi di tengah kemacetan parah. Sejumlah turis asing memilih turun dari kendaraan travel dan melanjutkan perjalanan ke pelabuhan dengan ojek demi mengejar jadwal penyeberangan. Di sisi lain, ratusan sopir truk menggelar aksi protes di area pelabuhan, menuntut penanganan lebih cepat dan menyoroti dugaan pungutan liar.

Kini, arus lalu lintas menuju Pelabuhan Ketapang mulai kembali normal. Meski demikian, Abdul Azis menilai sebagian wisatawan masih ragu berkunjung karena trauma kemacetan. Ia berharap informasi tentang kondisi terkini Banyuwangi disebarkan seluas mungkin, termasuk oleh agen perjalanan.

“Harus disampaikan bahwa Banyuwangi sekarang aman dan lancar, supaya orang tidak takut datang lagi,” tegasnya.

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *