Driver Gojek Banyuwangi Keluhkan Program “Goceng,” Minta Penghapusan Kuota Tambahan

Banyuwangi – Sejumlah driver Gojek di Banyuwangi kembali menyuarakan keluhan terkait program “Goceng” yang diluncurkan pada September lalu. Penambahan kuota program ini, dari semula 20 slot menjadi 40 slot per hari, dianggap memberatkan karena mengurangi pendapatan harian mereka. Para driver menganggap program ini tidak sesuai dengan karakteristik kota kecil seperti Banyuwangi yang memiliki permintaan transportasi online yang lebih sedikit dibanding kota besar.

Salah satu driver, Dedi Harmoko, menjelaskan bahwa situasi semakin sulit sejak penerapan program Goceng. “Program Goceng mungkin cocok untuk kota besar dengan jumlah pesanan banyak, tetapi di Banyuwangi justru menjadi beban. Orderan menurun, tetapi kuota terus ditambah. Kami ingin program ini dihapus agar pendapatan kami bisa stabil lagi seperti sebelumnya,” ungkapnya.

Dedi dan rekan-rekan sesama driver berharap pihak Gojek dan pemerintah lebih memahami perbedaan karakteristik ekonomi kota kecil. Mereka merasa program ini tidak relevan bagi daerah dengan volume transportasi online yang relatif rendah. “Kami hanya ingin keadilan, jangan sampai kesejahteraan kami dikorbankan demi program yang tidak sesuai dengan kebutuhan di sini,” tambah Dedi.

Keluhan tidak hanya datang dari para driver. Pemilik restoran yang bermitra dengan GoPartner juga merasakan dampak negatif dari program ini. Manda, pemilik warung resto, mengungkapkan bahwa lamanya pencarian driver sering kali menyebabkan makanan sampai dalam kondisi dingin ke pelanggan, yang berujung pada keluhan.

“Sejak ada program Goceng, pesanan sering terlambat tiba karena driver susah ditemukan. Makanan jadi dingin, dan pelanggan tidak puas dengan kualitasnya. Ini sangat merugikan kami,” kata Manda. Ia menambahkan bahwa program ini mungkin efektif di kota besar, namun di Banyuwangi, justru memperburuk layanan.

Para driver dan pelaku usaha lokal berharap pihak Gojek mempertimbangkan kembali penerapan program ini di kota-kota kecil. Mereka juga mendorong pemerintah setempat untuk berperan aktif dalam mencari solusi, salah satunya dengan mengembangkan aplikasi transportasi online lokal yang lebih sesuai dengan kebutuhan daerah seperti Banyuwangi.

google-berita-mediakampung
saluran-whatsapp-mediakampung
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Media Kampung. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *