Motif Batik Gajah Oling Banyuwangi Resmi Jadi Kekayaan Intelektual Komunal
Banyuwangi, Jawa Timur – Kabar gembira bagi pecinta batik Banyuwangi! Motif batik Gajah Oling resmi mendapatkan surat pencatatan inventarisasi kekayaan intelektual komunal (KIK) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Motif Gajah Oling kini tercatat sebagai Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) asli Banyuwangi.
“Kita semua sangat bersyukur. Motif batik Gajah Oling sudah sah secara hukum diakui berasal dari Banyuwangi,” kata Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, Minggu (20/10/2024). “Kita akan terus mendorong motif-motif batik lain untuk segera dicatatkan pula.”
Filosofi Batik Gajah Oling
Gajah Oling merupakan salah satu motif batik paling populer di Banyuwangi. Motif ini merupakan perpaduan antara gambaran gajah dan oling (sejenis belut). Gajah melambangkan sesuatu yang besar, yaitu Tuhan Yang Mahakuasa, sedangkan oling merupakan pelesetan dari kata iling (ingat).
Motif Gajah Oling dimaknai sebagai pengingat untuk selalu mengingat Tuhan.
Komitmen Melestarikan Batik Banyuwangi
Sugirah mengatakan bahwa pencatatan motif Gajah Oling menjadi bukti bahwa batik telah lama menjadi bagian dari seni budaya Banyuwangi. Pemkab Banyuwangi dan stakeholder terkait memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan mengembangkan batik Banyuwangi.
Salah satu upaya pelestarian dan pengembangan batik Banyuwangi diwujudkan melalui acara tahunan Banyuwangi Batik Festival (BBF). Setiap tahun, BBF mengangkat salah satu motif batik khas Banyuwangi.
“Satu persatu setiap tahunnya motif-motif khas Banyuwangi kita angkat dalam BBF mulai tahun 2013,” kata Sugirah. “Diawali dari Gajah Oling, lalu Kangkung Setingkes, Paras Gempol, Sekar Jagad Blambangan, Kopi Pecah, hingga tahun ini Jenon. Ini adalah kekayaan warisan leluhur yang harus kita jaga, lestarikan, dan kembangkan.”
Pemkab Banyuwangi akan terus mendorong dan memfasilitasi pencatatan motif-motif batik khas Banyuwangi sebagai kekayaan intelektual komunal.
