Hal Penting Dalam Menjalankan Tradisi 1 Suro, Agar Masyarakat Tidak Menyalahi Akidah

Banyuwangi, Media Kampung – Masyarakat Jawa Timur dihimbau agar berhati-hati dalam menjalankan tradisi dan amalan pada malam 1 Muharram atau 1 Suro. Pengurus Wilayah Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur, Agus H Zahro Wardi mengingatkan agar masyarakat tidak terjerumus dalam praktik yang menyalahi akidah.

Sebagai negara yang memiliki multi budaya dan tradisi, Gus Zahro mengatakan tradisi-tradisi yang ada tidak perlu dihilangkan, namun perlu dijalankan dengan batasan agar tidak melanggar akidah. Salah satu tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah memandikan pusaka di bulan Suro.

“Masyarakat jangan sampai mempercayai bahwa, memandikan benda pusaka akan membawa kebaikan atau petaka, namun hal tersebut adalah kebiasaan yang diturunkan oleh Allah, dan bukanlah sebab-akibat yang pasti,” tekan Gus Zahro, dikutip Rabu (19/7/2023).

Banyuwangi Resmi Jadi Percontohan Nasional Penyaluran Bansos Berbasis Digital

2/10/2025

Sebagai contoh, Gus Zahro menjelaskan bahwa tidak semua orang akan merasa kenyang setelah makan, atau api tidak selalu membakar seperti yang dialami oleh Nabi Ibrahim. Oleh karena itu, sebab-akibat tersebut tidak boleh diyakini sebagai hal yang pasti dan mengikat.

Selanjutnya, Gus Zahro juga mengingatkan agar masyarakat tidak mempercayai bahwa hidup baik atau buruk dikarenakan memandikan pusaka di bulan Muharram. “Hidup baik tergantung pada karunia Allah, dan bukanlah karena memandikan benda pusaka,” tegasnya.

Gus Zahro menyimpulkan bahwa sebab-akibat yang berkaitan dengan keyakinan harus dihindari jika diyakini sebagai hal yang pasti dan menjadikan selain Allah. Hal tersebut dapat berkaitan dengan kekufuran jika diyakini bukan karena Allah, namun karena sebab-akibat tersebut dilakukan atau tidak dilakukan.

Dukung Ketahanan Pangan, Polri Salurkan Beras SPHP Saat Panen Raya Jagung Kuartal III 2025

28/09/2025

Dalam menyambut pergantian tahun baru hijriyah, masyarakat diharapkan dapat menjalankan tradisi dan amalan dengan memperhatikan akidah dan keyakinan yang benar. Hal ini akan menjaga kesucian momen 1 Muharram tanpa terjerumus dalam praktik-praktik yang menyalahi agama.