Industri Alas Kaki Indonesia Melangkah Maju, Tumbuh 6,95 Persen di Awal 2025
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, sektor industri alas kaki Indonesia berhasil menunjukkan ketangguhannya. Pada triwulan pertama tahun 2025, industri ini mencatat pertumbuhan sebesar 6,95 persen, menandakan sektor ini tidak hanya pulih, tetapi juga terus berkembang.
Fenomena positif tersebut terlihat tidak hanya pada perusahaan besar, namun juga di kalangan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Di kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Jakarta Timur, geliat produksi sepatu tampak semakin aktif. Para perajin lokal terus memenuhi permintaan dari pasar dalam negeri hingga ke pasar ekspor.
Indonesia saat ini termasuk dalam jajaran lima besar produsen alas kaki dunia. Produk lokal tak hanya mendominasi pasar dalam negeri, tetapi juga mulai bersaing ketat di pasar global, terutama di Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.
Kombinasi antara kualitas, desain, dan efisiensi produksi menjadi kunci yang membuat sepatu buatan Indonesia semakin diminati.
Banyak UMKM kini mulai bertransformasi dari sistem tradisional menuju produksi semi-modern, berkat dukungan pelatihan, teknologi, dan bantuan pemerintah daerah.
“Kami sempat terpukul saat pandemi, tapi sekarang pesanan mulai stabil lagi, bahkan ada yang dari luar negeri,” ungkap salah satu perajin di kawasan Penggilingan.
Model klaster industri terbukti efektif dalam mendorong produktivitas, membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa produk lokal semakin kompetitif dari segi harga, mutu, dan ketepatan waktu pengiriman.
Pemerintah turut mendukung perkembangan ini melalui insentif fiskal, promosi dagang internasional, hingga pendampingan bagi pelaku usaha. Kebijakan tersebut membantu memperluas akses pasar luar negeri bagi industri dalam negeri.
Tak hanya itu, penggunaan media sosial seperti Instagram dan TikTok Shop juga menjadi sarana utama promosi dan branding.
“Kalau dulu jualnya di pasar, sekarang pesanan banyak datang dari Instagram,” kata seorang pengrajin muda yang menjalankan bisnis sepatu kulit.
Transformasi digital ini menjadikan UMKM lebih efisien, mudah diakses konsumen, dan mampu beradaptasi dengan tren pasar global.
Banyak pelaku UMKM mengaku kesulitan mendapatkan pinjaman modal usaha dari perbankan. Mereka berharap adanya program pembiayaan khusus dari pemerintah yang lebih ramah untuk usaha mikro dan kecil, agar mampu memperluas kapasitas produksi.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan pengembangan sentra industri alas kaki di luar Pulau Jawa, seperti di Sumatra dan Sulawesi. Langkah ini bertujuan untuk mendistribusikan pertumbuhan ekonomi secara lebih merata di berbagai wilayah.
Di balik setiap pasang sepatu buatan tangan perajin lokal, tersimpan semangat kerja keras, kreativitas, dan optimisme ekonomi Indonesia yang siap menapaki panggung dunia (putri)



