Kelompok Muslim Jawa Pada Pilpres 2024, Kemana Arahnya?

waktu baca 3 menit
Pengaruh dan Kecenderungan Politik Kelompok Muslim Jawa: Survei SMRC Pilpres 2024

Jakarta, Media Kampung – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) telah melakukan survei untuk meneliti pengaruh warga Muslim etnis Jawa dalam (Pilpres) yang akan datang pada tahun 2024. Dalam survei ini, SMRC menggunakan konsep yang dikembangkan oleh antropolog Clifford Geertz yang membagi Muslim Jawa menjadi tiga kategori, yaitu , abangan, dan priayi.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani, menjelaskan bahwa konsep , abangan, dan priayi merupakan konsep antropologis yang merupakan penafsiran Clifford Geertz terhadap gejala keagamaan Muslim di Jawa pada masa itu.

Namun, apakah konsep , abangan, dan priayi memiliki dampak elektoral atau politik yang signifikan dalam mendatang? Di mana suara kelompok-kelompok ini akan cenderung berlabuh?

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh SMRC pada Maret 2023, responden yang merupakan warga Muslim Jawa dan menganggap diri mereka sebagai orang Jawa dan Muslim, ditanyai mengenai status mereka dalam kategori yang diusulkan oleh Clifford Geertz (, abangan, dan priayi). Hasil survei menunjukkan bahwa 52,4 persen responden mengidentifikasi diri mereka sebagai , 22,3 persen sebagai abangan, 1,4 persen sebagai priayi, dan 23,9 persen tidak dapat mengidentifikasi diri mereka dalam kategori tersebut.

Lebih lanjut, SMRC juga mengajukan pertanyaan kepada responden yang mengaku sebagai santri mengenai kecenderungan dukungan mereka terhadap pada . Hasilnya menunjukkan bahwa 15 persen dari responden santri memilih , 60 persen memilih , 20 persen mendukung Subianto, dan 5 persen lainnya tidak memberikan jawaban.

Sementara itu, dari responden yang mengaku sebagai abangan sebesar 22,3 persen, 14 persen dari mereka memilih , 58 persen memilih , 11 persen memilih Subianto, dan 16 persen tidak menjawab atau tidak tahu.

Dari responden yang dikategorikan sebagai priayi sebesar 1,4 persen, 19 persen dari mereka memilih , 59 persen memilih , dan tidak ada yang memilih Subianto, sementara 22 persen tidak menjawab atau tidak tahu.

Menurut Saiful Mujani, jumlah santri di saat ini cukup besar. Namun, pada tahun 1940-1950-an, Jawa didominasi oleh kelompok abangan. Salah satu indikasinya adalah terbesar saat itu adalah PNI dan PKI di Pulau Jawa, terutama di Jawa Tengah dan . Sementara itu, Partai Masyumi memiliki pengaruh yang besar di wilayah Jawa Barat dan di luar Pulau Jawa, termasuk Sumatra.

Saiful menjelaskan bahwa penurunan jumlah kelompok abangan terjadi karena pada zaman Orde Baru, orang Jawa dipaksa untuk memilih salah satu agama negara, termasuk memastikan bahwa tercantum dalam kartu tanda penduduk (KTP). Selain itu, kelompok abangan dianggap identik dengan PKI, yang pada masa Orde Baru menjadi organisasi politik yang dilarang.

Dia juga menyatakan bahwa saat ini terjadi santrinisasi secara kultural di kalangan Muslim Jawa, di mana banyak orang yang beralih dan mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari komunitas santri serta melaksanakan praktik-praktik keagamaan yang umum di kalangan santri. Dalam survei terakhir SMRC, tercatat bahwa 52,4 persen responden mengidentifikasi diri mereka sebagai santri, sementara abangan dan priayi hanya masing-masing 22,3 persen dan 1,4 persen.

Namun, Saiful menekankan bahwa santrinisasi yang terjadi lebih bersifat kultural dan sosial daripada politik. Saat ini, terdapat peningkatan yang mengklaim berhaluan nasionalis, sedangkan hanya dua yang secara eksplisit mengklaim sebagai partai Islam, yaitu dan . Namun, dukungan suara kedua partai ini, jika digabungkan, tidak lebih dari 13 persen. Pada masa lalu, suara Partai Masyumi dan Partai mencapai hampir 40 persen.

Secara keseluruhan, santrinisasi di telah terjadi secara kultural dan sosial, tetapi belum terlalu signifikan secara politik. Terjadi juga fenomena sekularisasi politik di mana agama dipisahkan dari urusan politik dan pembahasan kepentingan publik menjadi lebih . Saiful menjelaskan bahwa santrinisasi tidak identik dengan politisasi atau santrinisasi politik.

Dalam hal ini, SMRC melalui survei yang mereka lakukan telah memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh dan kecenderungan politik kelompok Muslim Jawa yang berbeda, yaitu santri, abangan, dan priayi dalam mendatang.

Dapatkan update Berita Pilihan Dan Breaking News setiap hari dari Mediakampung.com Di Google News. Caranya klik link ini Meka News Dan kemudian Klik Follow.
Media Kampung - Kami ada di Google News - Google Berita