Transformasi Digital: Upaya Xiaomi dan Huawei Menciptakan Sistem Operasi Mandiri
Media Kampung – Dalam dunia teknologi yang terus berkembang pesat, dua raksasa teknologi asal China, Xiaomi dan Huawei, tidak mau ketinggalan dalam perlombaan inovasi. Keduanya sedang giat-giatnya mengembangkan sistem operasi (OS) mandiri, dengan tujuan untuk mengintegrasikan berbagai produk mereka, mulai dari smartphone, peralatan rumah tangga pintar, hingga perangkat wearable, dalam satu ekosistem yang terpadu.
Xiaomi, yang dikenal dengan berbagai produk elektroniknya yang inovatif dan harga terjangkau, baru-baru ini mengumumkan peluncuran HyperOS. Sistem operasi ini menjadi tonggak baru dalam perjalanan Xiaomi, menggantikan peran MIUI yang sebelumnya menjadi andalan. Meski masih bergantung pada Android, Google’s OS, HyperOS telah menunjukkan kemampuan untuk berdiri lebih mandiri. Sistem operasi ini dihasilkan dari penggabungan Android dengan platform Internet of Things (IoT) milik Xiaomi, Vela, menciptakan ekosistem yang lebih mulus dan terintegrasi antara berbagai perangkat.
HyperOS, sebagaimana dikutip dari Gizmochina, masih menjalin hubungan simbiotik dengan Android. Namun, Xiaomi tampaknya tidak menutup kemungkinan untuk terus meningkatkan kemandiriannya dalam pengembangan sistem operasi, terutama mengingat situasi geopolitik yang memanas antara China dan AS, serta dampaknya terhadap industri teknologi. Upaya ini sejalan dengan strategi Huawei, yang telah berhasil melepaskan diri dari ketergantungan pada ekosistem Google.
Huawei, yang mendapat sanksi keras dari pemerintah AS, berhasil membuktikan ketahanan dan inovasinya dengan menciptakan HarmonyOS, sistem operasi yang benar-benar mandiri. Meski perjalanannya tidak mudah, terutama dalam mempromosikan HarmonyOS tanpa dukungan Android, Huawei menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Hal ini terbukti dengan suksesnya peluncuran Mate 60 Pro yang disambut baik di pasar. Saat ini, lebih dari 700 juta perangkat di seluruh dunia telah menggunakan HarmonyOS.
Saat ini, Android masih mendominasi pangsa pasar sistem operasi mobile dengan porsi sebesar 70%, sementara iOS milik Apple berada di posisi kedua. Meski begitu, baik Xiaomi maupun Huawei terus berinovasi dan berupaya meningkatkan pangsa pasar mereka. Xiaomi dengan HyperOS-nya, masih terus mengoptimalkan dukungan terhadap Android, sementara Huawei dengan HarmonyOS telah menetapkan fokus yang jelas untuk memperluas adopsi sistem operasi mereka.
Langkah berani Xiaomi dan Huawei dalam mengembangkan sistem operasi mandiri menunjukkan komitmen mereka terhadap inovasi dan kemandirian teknologi. Dalam menghadapi tantangan dan persaingan yang ketat, kedua raksasa teknologi China ini terus berupaya meningkatkan posisi mereka di panggung dunia, membuka peluang baru dan memberikan kontribusi signifikan terhadap transformasi digital global. Ke depannya, dunia akan terus menyaksikan inovasi dan kemajuan yang dihasilkan oleh kedua perusahaan ini, seiring dengan upaya mereka untuk lepas dari ketergantungan terhadap industri teknologi AS dan menciptakan ekosistem yang lebih terpadu dan mandiri.



