Pemerintah Provinsi Jawa Timur Menerapkan Upaya Preventif Hadapi Potensi Kekeringan

waktu baca 2 menit
Gubernur Khofifah Indar Parawansa

Media KampungPemerintah Provinsi , di bawah kepemimpinan Gubernur , menghadapi tantangan potensi kekeringan dengan langkah preventif. Khofifah mengakui bahwa ada beberapa titik di wilayahnya yang cenderung mengalami kekeringan setiap . Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah mengupayakan opsi berupa pembangunan tangki penampungan air di setiap kampung di .

Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa pemerintah terus menyiapkan tangki penampungan air di berbagai kampung di seluruh . Hal ini bertujuan untuk memberikan dampak jangka panjang kepada warga setempat dan memberi dukungan dalam bentuk sumber air bersih bagi yang sering mengalami kekeringan.

“Kita terus menyiapkan satu kampung ini ada tangki air, lalu satu kampung lagi ada tangki lagi. Jadi bukan tangki mobil keliling, di situ ada penampungan-penampungan air nya,” ujar , Minggu (6/8/2023).

Pendekatan ini dianggap lebih efektif daripada mengirimkan berupa mobil tangki air keliling. Dengan adanya tangki penampungan air di setiap kampung, air tersebut dapat digunakan oleh untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Selain pembangunan tangki penampungan, pemerintah juga telah mencoba pendekatan lain seperti pembuatan sumur hidrolik dan pipanisasi di berbagai wilayah . Prioritas penanganan juga diberikan pada saluran irigasi area persawahan, untuk meminimalisir dampak fenomena terhadap produksi beras di , terutama pada tahun ini.

Khofifah menyebutkan bahwa beberapa kabupaten di Jawa Timur telah melakukan best practice dalam menghadapi kekeringan, seperti Kabupaten yang menyediakan sumur-sumur pompa di areal persawahan. Upaya mitigasi ini juga dilakukan oleh kabupaten lain seperti Madiun dan Situbondo.

“Ada best practice yang dilakukan oleh Kabupaten , itu memang menyiapkan sumur-sumur pompa di (areal) persawahan. Sekarang Madiun juga melakukan itu, Situbondo (juga) melakukan itu. Ini adalah (upaya) untuk melakukan mitigasi dari ancaman kekeringan,” kata Khofifah.

Fenomena cuaca berupa kenaikan suhu hingga kekeringan yang merupakan dampak telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (). Puncak kemarau di diperkirakan akan berlangsung selama Agustus hingga September 2023 mendatang.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk menghadapi potensi kekeringan dengan langkah preventif dan upaya mitigasi guna melindungi dan sektor pertanian dari dampak bencana alam tersebut.

Dapatkan update Berita Pilihan Dan Breaking News setiap hari dari Mediakampung.com Di Google News. Caranya klik link ini Meka News Dan kemudian Klik Follow.
Media Kampung - Kami ada di Google News - Google Berita