PP Muhammadiyah Minta Agar Warganya Bersikap Dewasa Atas Perbedaan Waktu Hari Raya
Yogyakarta, mediakampung.com – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta khususnya untuk warga Muhammadiyah, agar jangan sampai menunjukkan sikap tak dewasa, dan perbedaan waktu perayaan hari raya tak mengubah kehidupan sosial bermasyarakat. Ketika perbedaan terjadi, harus tetap tawasuth atau tengahan, tak perlu unjuk demonstrasi keagamaan. Tetap dewasa dan normal agar Idul Fitri pada Jumat dan Sabtu menunjukkan kedewasaan umat dalam bernegara.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Selasa (18/4/2023), juga meminta kepada publik, untuk mengakhiri perdebatan perbedaan perayaan Idulfitri yang diprediksi terjadi besok pada hari Jumat 21 April dan Sabtu, 22 April.
“Kami imbau dicukupkan perdebatannya. Lebih-lebih yang sampai debat kusir, merendahkan, menghina satu sama lain, bahkan sampai permusuhan,” kata Haedar Nashir.
Haedar merespons perdebatan di media sosial dan lainnya masih terus berlangsung. Terlebih, sempat perbedaan itu rencana pelaksanaan salat Id tak diberikan izin pemerintah daerah, meskipun pada akhirnya izin tersebut diberikan.
“Islam cinta dengan ilmu. Ilmu akan menambah perspektif cara pandang seseorang terhadap sesuatu hal,” ujarnya.
Jika nantinya perayaan Idulfitri antara Muhammadiyah dengan pemerintah terjadi perbedaan, ia berharap banyak pihak bisa memahaminya. Ia menekankan menghargai perbedaan menjadi jalan yang baik dalam menjaga kerukunan umat.
“Tokoh agama dan tokoh negara harus saling toleran saling menghargai perbedaan, termasuk masyarakat, agar menjadi insan-insan yang bertakwa,” harap Haedar Nashir. (*)


